Untuk bisa sampai di bagian pusat kotanya, kami harus berjalan kaki dan memarkirkan mobil di tempat parkiran umum. Daerah turisnya merupakan kawasan rumah, hotel dan restoran yang rapat satu sama lain. Sangat sedikit mobil yang masuk ke kawasan ini, meskipun bisa. Orang lebih memilih untuk berjalan kaki melihat sekeliling pertokoan kecil yang menjual kerajinan tangan. Soal harga, karena ini asli tangan, cukup hanya melihat :D
Karena udara cerah dan menyenangkan, resto-resto menyediakan kursi di luar. Mayoritas tamu tentu saja memilih suasana hangat disinari matahari dan ditemani udara segar.
Menurut Oma Anna, "Kota ini adalah kota pensiunan. Didominasi para turis berusia lanjut yang senang dengan suasana tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota."
Memang benar, sih! Kalau diperhatikan, tetamu restoran banyak oma opa yang santai menikmati hari tuanya. Tipikal orang Jerman (eropa umumnya), mereka bisa bersenang-senang di kala tua dengan menerapkan pola hidup sederhana dan menabung di masa muda.
Kami menelusuri Monschau sampai ujungnya, yaitu pabrik kerajian gelas. Disana dijual segala asesoris rumah yang dibuat dengan manual dari gelas (kaca) warna warni. Hito sempat melihat demo bagaimana membentuk balon dari gelas kaca. kaca dipanaskan hingga titik didihnya dan dibentuk seperti bola di ujungnya dan ujung lain sebagai tangkai pegangannya. Harga barang-barang di sini cukup mahal. Meskipun ingin, mengingat mungkin suatu hari akan pindah dan punya resiko memecahkannya di saat pindahan mengurungkan niat ibu.
Dalam perjalanan pulang, tak afdol kalau tidak menyempatkan diri membeli es krim dan cendera mata. Waktu itu, Hito dapat satu set panah mainan dari kayu. Dan masih disimpan sampai sekarang.