Di kelas Hito ada seorang guru yang berstatus magang. Biasanya sang guru sedang dalam masa terakhir sekolahnya jadi diharuskan untuk kerja praktek mengajar di sekolah sebenarnya. Salah satu penunjang kelulusannya adalah membuat suatu kegiatan yang melibatkan orang tua dan anaknya dimana dia yang menjadi pemandunya.
Kali ini, aktifitas yang dikelola Tanya adalah membuat perahu. Sebelumnya, orang tua yang ada keluangan waktu dan bersedia hadir sepulang sekolah mendaftarkan namanya di sebuah kertas sejak seminggu sebelumnya. Karena penasaran dan memang bisa hadir maka ibu pun mendaftar.
Ketika sampai di kelas hari itu jam 2 siang masih belum ada orang tua lain yang datang, ibu menjadi yang pertama dan disambut di kelas yang sudah kosong dari anak-anak lain yang tidak mendaftar. Memang saat itu kelas diisolir dan sudah ditata meja dan kursi dalam bentuk grup, yang kemudian disebut stasion. Ada 4 stasion di dalam kelas dan 1 di luar kelas. Tentunya ibu benar-benar buta apa yang akan dilakukan hehehehe
Ternyata kali ini orang tua dan anak akan membuat perahu dari balok kayu (kayu lunak). Aktifitas ini mendukung tematik pembelajaran kelas pada musim itu yaitu tentang air. Kami punya waktu 2 jam untuk membuat ini bersama-sama mulai dari stasion 1 sampai 5.
Stasion 1, Sägen, mengergaji. Asli, ini pertama kali ibu bermain dengan benda begini. Gergajinya kecil disesuaikan untuk keamanan anak, namun ternyata perlu kekuatan yang besar juga untuk memotong balok ini di bagian depan hingga membentuk atap dan persegi panjang kecil sesuai ukuran yang sudah dipola. Karena perlu waktu yang cukup lama di sini maka antrian pun panjang. Pada akhirnya ibu pun dibantu oleh seorang bapak untuk menyelesaikan potongannya dengan cepat ;p
Ketika sampai di kelas hari itu jam 2 siang masih belum ada orang tua lain yang datang, ibu menjadi yang pertama dan disambut di kelas yang sudah kosong dari anak-anak lain yang tidak mendaftar. Memang saat itu kelas diisolir dan sudah ditata meja dan kursi dalam bentuk grup, yang kemudian disebut stasion. Ada 4 stasion di dalam kelas dan 1 di luar kelas. Tentunya ibu benar-benar buta apa yang akan dilakukan hehehehe
Ternyata kali ini orang tua dan anak akan membuat perahu dari balok kayu (kayu lunak). Aktifitas ini mendukung tematik pembelajaran kelas pada musim itu yaitu tentang air. Kami punya waktu 2 jam untuk membuat ini bersama-sama mulai dari stasion 1 sampai 5.
Stasion 1, Sägen, mengergaji. Asli, ini pertama kali ibu bermain dengan benda begini. Gergajinya kecil disesuaikan untuk keamanan anak, namun ternyata perlu kekuatan yang besar juga untuk memotong balok ini di bagian depan hingga membentuk atap dan persegi panjang kecil sesuai ukuran yang sudah dipola. Karena perlu waktu yang cukup lama di sini maka antrian pun panjang. Pada akhirnya ibu pun dibantu oleh seorang bapak untuk menyelesaikan potongannya dengan cepat ;p
Stasion 2, Raspeln & Bohnen, secara singkatnya adalah merapikan hasil gergaji tadi supaya sesuai dengan garisnya. Lalu kami diharuskan membuat lubang di bagian bawah (yang lurus) sesuai dengan jarak yang sudah diberikan. Supaya mudah, balok dikunci di pinggir meja dan dipasangkan alat di titik yang sudah sesuai ukuran jarak tadi dan diputar laksana sedang mengebor, sampai titik bornya tembus dari balok.
Stasion 3, Schleifen & Klebben, menghaluskan dan mengelem. Bagian pinggiran balok masih berserat, oleh karena itu dengan menggunakan amplas maka dihaluskan setiap sisinya. Setelah itu, potongan balok persegi panjang direkatkan ke balok alas perahu. Ukuran letak sudah diberikan namun khusus untuk merekatkan ini harus dibantu orang tua karena menggunakan lem lilin panas dengan pistol elektrik. Lem lilin semacam ini membuat rekatannya antar balok menjadi kuat. Tidak lupa sisa balok segitiganya pun digunakan Hito untuk hiasan di perahu.
Stasion 4, Herstellung des Antriebes. Disini Hito memasang alat bantu jalan perahu. Dengan bantuan semacam foam maka balon dapat dikembangkan dengan menggunakan sedotan yang kemudian akan membuat perahu jalan di air. Canggih bukan idenya?
Stasion 5, menghias! Merupakan stasion favorit anak dan orang tua. Ada beberapa orang tua yang keliatan asik ikut serta menghias, namun ibu memilih membiarkan Hito berkreasi dan sesekali membantu jika dia ada kesulitan. Selain itu, karena hebohnya menghias, stasion ini menjadi sangat penuh sehingga semua harus saling berbagi tempat. Alat hias yang diberikan beragam, mulai dari kain perca, kancing, stiker huruf, cat air dan masih banyak lagi. Hito sendiri sibuk mencampur warna hingga akhirnya warna hitam yang keluar hahaha
Makin sore makin banyak orang tua yang datang, sepulang kerja barangkali, keadaan kelas pun makin ramai. Satu per satu anak yang selesai menghias mengumpulkan hasilnya di ruangan lain untuk dikeringkan. Keesokan harinya, Hito senang karena bisa membawanya pulang dan dipamerkan kepada Bapak.